Ruang Konseling Part 3 (Jalan Kesembuhan)

Ternyata datang ke psikolog tidak seperti datang ke dokter pada umumnya. Di mana kita hanya perlu duduk, menunjukkan luka kita dan mengeluhkan lukanya. Datang ke psikolog tidak bisa hanya menumpahkan kesedihan kita dengan emosional tapi juga butuh persiapan agar sesi konseling berjalan dengan efektif dan efisien.

1. Buat list tentang apa yang ingin kita sampaikan, semacam kisi-kisi yang berisi alur perjalanan hidup: luka atau beban berat yang menumpuk-menumpuk selama ini. Tapi bila kesulitan menulis saking udah numpuk-numpuknya bisa skip bagian ini. 
2. Buat list pertanyaan. Pertanyaan apa saja yang ingin kita tanyakan. Apa saja. Meski kita pikir itu engga penting tapi mengganggu pikiran kita. Jangan sampai pas pulang nggrundeng, "kenapa tadi ga nanyaa iniiii, kenapa ga cerita bagian iniii" 
Inget psikolog mahal, gak semua di cover asuransi. Tiap menitnya berharga betul kita bayar.
3. Catat apa yang disampaikan psikolog. Ini juga penting, terutama terkait terapi yang bisa kita lakukan sendiri bila memungkinkan.

Bahkan di sesi ketiga aku hanya bertanya tentang buku rekomendasi tentang self improvement yang cocok untukku. Lalu psikolog menyarankanku untuk membaca buku Yasmin Mogahed berjudul, "Reclaime Your Heart" buku tentang islamic physiology self improvement dan lalu mengantarku pada buku keduanya, "Healing Emptiness". Buku-buku yang membawaku pada self healing karena dari 7 atau 9 kali terapi ternyata aku hanya berhenti di sesi ke-3 atas pertolongan Allah.

Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimusshalihat 
Dan ternyata tentang kesembuhan jiwa juga tidak hanya soal datang ke psikolog. Kita juga butuh mengusahakannya sendiri ...

1. Aku ingat betul selama masa konseling, aku juga masih belajar soal mental health dengan membaca buku dan ikut kelas (online). Aku juga sempat konseling online dengan psikolog yang dulu pernah aku hubungi sewaktu mama manik di tahun 2021. Jadi, aku menampung banyak masukan dari beberapa pihak -tidak hanya dari satu psikolog- untuk tau faktor-faktor lain yang terjadi padaku dan usaha-usaha lain yang bisa ku tempuh.


2. Aku berusaha untuk tidak denial tapi juga tidak mengiyakan depresi itu hadir. Karena semakin denial, depresi akan semakin datang, tapi tanpa memberi celah depresi untuk masuk. Seperti kata dokter Jimmie di kelas onlen insight me, "depresi itu seperti seekor monyet yang memanipulasi diri kita. Jangan biarkan dia masuk."

3. Upgrade skill, mencari kesibukan baru, membuka relasi baru, melakukan hal-hal yang kita suka di dalam koridor syariat. Menemukan dan mempertahankan circle yang bisa support kita. Kalaupun tidak, mereka bisa diandalkan dan dipercaya ketika kita tiada. Huuff, ini juga penting buatku. Di waktu penyembuhan, aku mencoba banyak hal baru seperti art therapy, dan meditasi untuk jadi lebih mindful dan inipun harus dilakukan dalam batasan syariat. Karena ketika jiwa sakit, membaca Al-Qur'an pun masih bisa terasa hampa. Huhuuu semoga Allah mengampuniku.

4. Minta sama Allah. Upgrade iman, upgrade mental. Bila perlu merengek-rengek, minta Allah untuk kembali menarik kita menuju hidayah.
Di dalam islam, spiritualitas adalah poros utama dalam kehidupan. Ketika iman kita baik, insyaa Allah mental kita juga baik. Kita tidak perlu kata2 motivasi. Kita hanya perlu Al-Qur'an dan hadits. Seorang muslim yang sehat mental akan tahan banting di setiap kondisi sebagai mana hadits nabi, "sungguh baik keadaan seorang mukmin, bila diuji dia bersabar, bila diberi nikmat dia bersyukur ..."

Namun, ketika mental lemah, iman pun lemah, hidup juga jadi lemah dan berantakan. Pertahanan kita runtuh dan kita jadi lebih mudah mendapat was-was syaithan. Yap, depresi, ovt, anxiety dan segala perasaan buruk lainnya itu datang dari setan. Berseberangan dengan keimanan yang membawa ketenangan dan kedamaian. Maka, ketika depresi hadir kita akan lupa berbagai nikmat, lupa nikmatnya ibadah, nikmatnya keindahan, bahkan nikmatnya nasihat. Jadi, selama kita masih bisa berfikir, maka berfikirlah yang baik-baik tentang Allah. Karena Allah sesuai prasangkaan hamba-Nya. Bergantunglah penuh pada-Nya. Dialah Asy-Syafii' Yang Maha Menyembuhkan seburuk apapun kondisi kita. Minta sama Allah ...

Musibah yang datang adalah cara Allah untuk mengingatkan kita kembali kepada-Nya, cara Allah untuk menegur kita yang telah futur, cara Allah untuk meningkatkan derajat iman dan ketahanan mental kita dalam upaya meraih kebahagiaan di akhirat yang kekal. Sungguh, kehidupan dunia ini fana. Dan peningkatan derajat, harus dilalui pula dengan peningkatan kesabaran dan kebersyukuran. Alhamdulillah 'ala kulli haal, depresi membuat kita jadi lebih mensyukuri hal-hal yang sangaat kecil yang mungkin tidak biasa difikirkan oleh orang normal pada umumnya.

Allah memilih kamuuuu untuk merasakan kepahitan yang tidak semua orang rasakan. Dan yah, kamu terpiliiiih. Tetap bertahan yaaa,, sungguh setiap kehidupan ini berharga, begitu juga dirimu.
Semoga Allah memberkahi setiap langkahmu menuju-Nya.
Barakallahu fiik 🌻🌻

Komentar

Postingan Populer