Resume Kajian: "Bahagia dan Bangga Memegang Gelar Ibu Rumah Tangga"
Entah udah keberapa kali ikutan kelas @mothergood.ly
Kali ini rasanya bener-bener deep, gak nyangka kalo ternyata dikasih afirmasi positif. Nampak sepele memang tapi berdampak besar bagi jiwa kita. Biidznillah
"Menjadi seorang ibu adalah hal yang luar biasa. Ibu menjalankan peran dan tanggung jawab dalam keluarga untuk mengasihi, memelihara, menjaga dan membentuk benteng pertahanan keluarga yang kuat, hebat, agar dapat melahirkan generasi penerus yang kuat dan hebat pula.
Ibu memiliki peran yang besar dalam rumah tangga. Memelihara keluarga bukan hanya sebatas fisik, namun ibu juga memiliki tanggung jawab atas pertumbuhan emosional dan spiritual anak. Sehingga ibu harus memiliki emosional dan spiritual yang stabil.
Ibu harus bahagia dengan rutinitas yang berulang, ngepush semangat agar ikhlas menjalaninya. Ketika ibu bahagia, anak-anak akan bahagia. Anak-anak jadi lebih mudah diatur, dikasih pengertian.
Jangan pernah merasa seorang ibu memiliki kontribusi yang rendah dan berfikir bahwa aktivitasnya remeh. Ibu yang tangguh adalah power anak-anak untuk menjalani kehidupan kelak.
Betapa berharganya seorang ibu bahkan tersemat dalam sabda Rasulullah, "ibumu, ibumu, ibumu lalu kemudian ayahmu"
Penyebab ibu negatif karena belum paham prioritas, mana yang harus dikasih fokus, mana yang harus diabaikan. Atau belum punya kekuatan untuk menghadapi emosinya sendiri secara penuh. Perlu berlatih setiap hari untuk menjadi ibu yang positif. Sayangi diri, berilah support untuk diri sendiri, dan afirmasi untuk diri sendiri
Talk to yourself!
8 Afirmasi positif saat down:
1. "Aku memperlakukan diriku sebagai seorang ibu yang terhormat"
Ketika kita menghormati diri sendiri, kita tidak perlu lagi pujian orang lain. Ingatlah bahwa kedudukan ibu dimuliakan dalam islam. Kita dipilih oleh Allah, diberi amanah oleh Allah diberikan anak-anak yang pintar, sehat, ceria. Allah ingin melihat sejauh mana syukur kita, dan sejauh mana keikhlasan kita untuk meraih ridha-Nya
2. "Aku merasa nyaman sebagai seorang ibu"
Semua wanita memiliki insting pengasuhan, fitrahnya mengasuh dan kita perlu merasa nyaman dengan itu."
3. "Aku sempurna menjadi seorang ibu"
Aktivitas ibu yang selalu monoton membuat kita harus memahami bahwa semua yang dikerjakan adalah kekuatan kita dan tidak semua orang memiliki kekuatan itu.
Ibu menyusui yang terbangun tengah malam. Biidznillah Allah beri kekuatan bagi kita untuk menjalani hari-hari bahkan sampai malam 24/7 yang kelimpungan. Tanpa pertolongan Allah, tanpa rahmat-Nya kita tidak akan bisa menjalaninya.
Apreciate your self!
Katakan ini dalam dirimu, "aku bahagia menjadi sebagai seorang ibu", "aku sempurna sebagai seorang ibu", "aku memancarkan kekuatan dan kehangatan sebagai seorang ibu"
Menjadi seorang ibu adalah sumber sakeena, sumber kehangatan dalam rumah tangga. Tapi hal ini tidak akan terwujud bila ibu tidak percaya diri dan tidak terima dengan perannya menjadi seorang ibu.
Silahkan kembangkan diri, kembangkan passion. Tapi harus ingat bahwa prioritas kita adalah seorang ibu, pun kita punya batasan syariat.
Jangan seolah terlihat sabar tapi di dalam sedang tertekan, sedang menderita. Bukan ini.
Kita harus paham tujuannya, kita harus paham perjuangan kita ini untuk apa dan memiliki efek yang seperti apa dalam kehidupan anak terutama.
Agar kita tidak kehabisan energi
Kita perlu charge ibadah
Perhatikan iman
Apakah kita sedang futur?
Selalu berikan afirmasi positif agar kita semangat lagi
4. "Aku adalah ibu yang unik"
Berbeda antara rumah yang satu dengan rumah yang lain. Karena pendekatan dan pengasuhannya juga berbeda.
Cara ibu bicara ke anak juga akan memiliki dampak yang berbeda. Apakah cara bicara kita lembut, cara bicara kita kasar.
Ada ibu yang tidak pandai memasak tapi pandai bacakan buku, pandai meregulasi emosi anak. Ini hal-hal yang membuat anak naik level.
Keunikan ini yang membuat kita spesial untuk anak-anak kita.
Jangan bersedih ketika kita kehilangan banyak hal ketika menjadi seorang ibu. Tidak ada kata terlambat untuk ibu memiliki peran dan kontribusi. Start from you! Dan kamu akan bisa berperan dengan keunikan dan kekuatan yang kamu punya, baik itu peran domestik maupun publik, baik peran dalam keluarga atau masyarakat.
Justru itu adalah jalan untuk membentuk dan membangun umat yang kuat, yang kelak akan dibanggakan oleh Rasulullah.
Mungkin tidak akan seperti dulu lagi saat masih single. Sekarang prioritasnya berbeda, perannya pun berbeda.
Memiliki anak memang menyita waktu dan dan pikiran seorang ibu. Mimpi-mimpi yang belum tercapai tapi pasti di dalam menekuni peran seorang ibu kita akan menemukan banyak kekuatan yang bisa kita pakai di dalam dan di luar rumah.
Caranya berbeda tapi tujuannya sama ~ kebahagiaan
Ketika kita berkhidmad untuk keluarga, kita akan mendapat ganti/balasan yang banyak pula. Ibu juga perlu waktu untuk memprioritaskan diri sendiri sebagai seorang center di samping prioritas suami dan anak. Kita harus rangkul diri sendiri karena ibu butuh pelukan. Butuh cinta yang banyak, isi tangki cinta kita dulu sebelum memberikan ke anak-anak dan suami.
5. "Aku adalah ibu yang hebat"
Beri support diri sendiri karena itu semua berkat karunia dan taufik dari Allah. Tetap bergantung kepada Allah. Jangan sedikit-sedikit kita lemah, sedikit-sedikit kita mengeluh, menangis. Perlu digarisbawahi untuk tidak terlalu sering. Tidak terlalu larut. Bila rasa itu hinggap maka terima saja biarkan dia pergi tanpa perlu dipendam.
6. "Aku adalah ibu yang dirahmati Allah"
Semua ibu diberkahi, dirahmati, diberi jaminan, dipelihara, dan dijaga oleh Allah. Ini bukan halu. Janji Allah itu nyata, bukan sebatas angan2. Ketika kita merasa rapuh Allah yang kuatkan kita, Allah yang tolong kita. Ketika kita terhimpit masalah, Allah yang beri kelapangan.
Seorang ibu butuh kewarasan agar bisa menjaga kewarasan anak-anak. Ibu memahami perannya untuk merawat. Ibu mengikuti perkembangan keluarga apakah growing atau menuju kehancuran. Na'udzubillah
Sadar bahwa ini adalah petualangan kita dalam pengasuhan. Kita butuh keberanian yang kuat di dalam menghadapi setiap masalah yang datang. Agar dapat menumbuhkan potensi dalam diri dan keluarga kita, agar dapat memiliki nilai yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
7. "Aku adalah ibu yang selalu memaafkan"
Jadilah ibu yang pemaaf. Poin penting jika sulit memaafkan maka akan sulit menerima dirinya sendiri dan keluarganya.
Maafkan kesalahan anak-anak. Jangan menyimpan hal-hal negatif di dalam hati karena itu akan membuat sesak.
Perlu untuk bisa memeluk anak, memberi cinta meskipun anak melakukan kesalahan. Berlaku juga kepada suami, teman, dan keluarga. Tidak perlu menyimpan hal-hal yang buruk di dalam hati. Tugas ibu menghangatkan keluarga dengan vibes yang positif agar bisa terserap anak-anak.
8. "Aku adalah ibu yang optimis"
Misalnya soal keuangan rumah tangga. Kita yakin bahwa Allah Ar-Rahman akan menolong. Kita hanya perlu ikhtiar, serahkan hasilnya pada Allah.
Masalah finansial memang buat stress. Dan kita harus sadari ini bahwa stress akan membuat emosi tidak stabil dan menyebabkan ibu kesulitan menghadapi masalah anak meskipun sepele.
Ibu mungkin bisa menumpahkan kekesalannya, kesalahannya dengan membabi buta. Stress disebabkan karena pesimis. Jangan memilih sebuah kelemahan.
Ingat ini, Allah lebih mencintai muslim yang kuat.
Mendidik anak dan membersamai anak memang tidak mudah, untuk itu perlu belajar memperkaya keilmuan.
Butuh ikhtiar dan doa, tidak cukup hanya dengan ikut kelas-kelas parenting, kajian parenting. Puncak teori parenting adalah doa.
Ibu perlu untuk terus meminta pertolongan kepada Allah untuk membersamai dan merawat anak-anak."
☆☆☆☆☆
Gimana? Sesek ga dadanya?
Ku ikutan kelas dan baca resume ku sendiri jadi berasa nyesek banget. Nyesek dengan ilmu sekaligus nyesek karena related hehe
Sejujurnya, sering kali ku cari penyakit, mengharap di apreciate orang lain, mengharap di apreciate oleh orang2 yang kita udah merasa berkorban untuk dia. Kita ingin merasa dianggap, merasa dicintai, di dukung, atau setidaknya di sapa dengan lembut. Kadang suka mikir gak dibantu juga ga papa cuma pingin disenyumin aja, ditanyain aja "gimana hari ini? Sudah makan apa belum?" Tapi ya gituu namanya ujian keikhlasan ya bun. Butuh waktu untuk menyadari bahwa bukan balasan dari manusia yang harusnya kita harapkan, tapi balasan dari Allah.
Butuh waktu juga untuk menyadari ragam karakter manusia dimuka bumi ini, terutama yang terdekat dengan kehidupan kita: suami, orang tua. Pun, amat sangat mustahil juga kalo kita mengharap suami/orang tua bakal apreciate terus. Sementara kita ke anak-anak juga gak selalu begitu kan. Yap! Tidak ada yang sempurna di dunia ini sama plek persis seperti apa yang kita inginkan. Pun itu juga bukan kesempurnaan.
Kita harus pandai-pandai menghargai diri kita sendiri, menghormati diri kita, menyayangi diri kita. Mencukupkan diri kita dengan ilmu, dengan iman, sabar dan ikhlas, sabar dan sholat. Mencukupkan diri kita menjadi hamba yang lemah dan butuh akan Allah. Udah itu aja..
Kekuatan kata-kata itu kadang memang begitu tajam, bisa sangat menyakitkan, bisa sangat menguatkan. Makanya kita butuh tempat sandaran dan bergantung yang tepat. Dan tidak ada tempat bersandar dan bergantung kepada selain Allah
لا حول ولا قوة إلا بالله
Balasan Allah untuk kita tiada bandingannya jugaa ^^
Semangat yaa ibuu, kamu hebat, kamu kuat, juga indah dengan caramu yang unik dan mengagumkan.
Biidznillah
Barakallahu fiikuna
Semoga Allah senantiasa memberkahi setiap langkahmu meski terjal dan berliku
Komentar
Posting Komentar