Tentang Sedih

"Aisha, masih sedih? Kalo masih sedih, Aisha mau gimana biar ga sedih lagi?"

Karena Aisha dekat dengan persoalan mental (kondisi utinya yang schizophrenia-bipolar dan ummi yang banyak menangis). Sebisa mungkin, ku mengenalkan Aisha tentang kesehatan mental. Terutama soal emosi.
Sekarang bukan lagi sekedar mengenalkan, tapi juga bagaimana cara mengatasinya yang juga membantuku ~yang tak lagi sekuat dulu.

Buku-buku anak banyak membantu kami dalam menyampaikan informasi tentang emosi yang mudah dipahami anak. (Beberapa sudah pernah ku ulas di feed).
Tapi, lantas menyadari bahwa yang terpenting dari media belajar adalah mental dan kapasitas diri ini dalam membersamai. Karena lagi-lagi, hati dan pikiran yang jernih akan membawa kita pada solusi dibanding luapan emosi tak berarti.

Seperti ketika mengurai "kerewelan" Aisha saat pikiran lagi ruwet-ruwetnya.
Bukan sekedar validasi lagi, "Aisha sedih yaa, karena ini", "Aisha kesel yaa begini?", tapi juga cara mengatasi.
Seiring berjalannya waktu, Aisha yang sudah bisa memilih, ku ajak juga untuk mengatasi emosinya sendiri berdasarkan yang ia mau.
Tentu ini sangat membantu ketika emosi dan jiwa kita lagi semrawut alias gak mindful.

Pertama kali ummi tanya (setelah tangisnya mereda), "Aisha mau gimana biar ga sedih lagi?" 
"Aisha mau main puzzle" jawabnya sambil lari kearah puzzle dengan mata yang sembap.

Di waktu berikutnya, permintaannya jadi lebih sederhana, seolah seperti Aisha mau nurut ummi aja.
Masyaa Allah, tabarakallah.
Maafkan ummi nak, dan terima kasih banyak telah memahami banyak hal.
Suatu saat nanti bila kamu baca ini, semoga banyak hikmah dan pelajaran baik yang sudah kamu petik.
Sehingga kamu tumbuh jadi anak baik
yang kuat mental dan teguh iman.
Barakallahu fiik
💖💖💖

September 2023


Komentar

Postingan Populer