Perjalanan Sapih Aisha Part I

 Ini cerita tentang menyapih yang dimulai tepat di usia Aisha 2 tahun dalam hitungan hijriyah, 21 Ramadhan. Penginnya bikin yang runut gitu, tiap hari cerita biar ga lupa momen bersejarah ini. Tapi, qadarullah, abi di luar kota, dan ku bener-bener ga punya waktu untuk nulis karena adaptasi lagi kebiasaan harian berdua dengan Aisha. Jangankan nulis, jualan aja aku meliburkan diri.

Cerita yang panjang sebenernya. Sebelumnya, ku udah rangkum sesederhana mungkin hal-hal yang menurutku penting dalam proses menyapih. Semoga dapat menjadi pembelajaran kita bersama.

1. Menentukan niat dan caranya

Menyapih adalah perintah Allah sebagaimana dalam QS. 2: 233

" Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya ..." (QS. 2: 233)

Untukku menyusui adalah proses yang spesial, sakral. Meskipun sayaang banget dan bapeer banget, tapi menyapih di usia 2 tahun adalah sebuah keharusan karena ini perintah Allah. Dan karena ini perintah Allah, maka lakukanlah dengan cara-cara yang baik, yang jujur, yang tidak melukai perasaan anak, tidak juga dengan jalan  pintas semisal berbohong atau tipu2.

Tentu saja ini saat-saat yang berat untuk dia hadapi, begitupun umminya. Ketika menyusui kita merasa ada yang tertaut, menjadi lebih dekat bukan hanya kontak fisik tapi juga batin. Saat kita bisa menatap matanya lekat, memegang tangannya, sembari membisikan kalimat-kalimat Allah sedemikian dekat. Sungguh, kenikmatan luar biasa yang hanya bisa dirasakan saat menyusui. Salah satu karunia Allah yang tidak akan bisa tergantikan dengan apapaun. Maasyaa Allah tabarakallah. 

Apalagi kalo inget perjuangan relaktasi,. Huhuhu baperrr jadinya. Qadarullah. Menyapih bener-bener butuh kesiapan mental ibu. Belum lagi kalo ketemu ibu-ibu yang cerita, "aku sapih sampai anak usia 4 tahun, 5 tahun, sampai TK sampai dia ga mau sendiri" atau "aku sapih pake yang pait2, pake yang item2",. Duuh, berasa terintimidasi yaa buu.. Tapi ya gitu, menyapih anak tepat waktu juga adalah mengajarinya untuk taat, yaa karena sapih adalah perintah Allah.


Kenapa pilih tahun hijriah?

Karena menyapih adalah perintah Allah dalam QS. 2: 233 dan melibatkan Allah dalam setiap urusan tentu sebuah keharusan. Yang tentu saja hitungan 2 tahun yang tertera di QS. 2: 233 adalah hitungan hijriyah bukaan..

Selain itu, menyusui di waktu ini sejujurnya amat melelahkan dan tidak nyaman. Apalagi Aisha tipe yang bisa menyusu sampai berjam-jam. Umminya bener-bener guapeh dan gak bisa ngapa-ngapain. Pekerjaan rumah jadi terbengkalai. 


Buuttt,, selain pertimbangan syari, juga karena alasan kesehatan. Mengingat kualitas asi sudah menurun dan pola menyusu yang dapat mengganggu pola makan anak juga. Jadi, pada intinya perintah Allah, udah itu aja sih, kalo itu baik mungkin Allah perintahkan kita untuk menyusui anak-anak sampai bertahun-tahun lamanya.


2. Sounding & Perbanyak Referensi

Kami udah mulai sounding Aisha sejak usianya 18 bulan. Menurutku itu usia yang tepat dengan pertimbangan kemampuan Aisha yang udah bisa diajak komunikasi dua arah. Salahku adalah bagian cari referensinya.

Aku lupa kalo tiap anak punya kesiapan yang berbeda-beda. Aku udah siap banget tapi nyatanya Aisha belum. Seminggu sebelum sapih ummi udah gencar banget kasih pengertian ke Aisha. Makin intens, tiap kali Aisha menyusu. Siang-siang udah ga minta nen lagi. Tapi malem-malem dia ngamuk, pas ngelilir kebangun. Aku tega-tegain tuh gak kasih nen. Tentu saja Aisha ngamuk2 heboh, teriak2. Ummi ajak Aisha gendong2, bahkan sampai keluar rumah tengah malam buat cari bulan bintang (Aisha suka bulan)  Ini berlangsung selama dua malam

Di hari ke 3, Aisha kebangun trus tidur lagi setelah ummi gosok-gosok kakinya. Hari ke 4 dia pules sampai gak kebangun. Tapi selama 4 hari itu Aisha berubah drastis, dia jadi mudah marah, mudah menangis, mudah ngamuk, bahkan untuk hal-hal yang sangat sepele. Ku jadi merasa bersalaaah bangetttt. Seharusnya tidak berjalan seperti itu dan menyesali malam2 penuh ngamuk sebelumnya. Seharusnya tidak ada ngamuk di antara kita. Seharusnya bisa lebih baik. Patokannya bukan kesiapan ibu tapi kesiapan anaknya, dan kita harus percaya pada anak. Malam berikutnya, ummi sounding lagi, ... Nanti kita lanjut ini di Part II yaa insyaa Allah


3. Perjelas waktu sapih

Karena anak-anak tidak tau kapan itu sebulan lagi, kapan itu seminggu lagi, tiga hari lagi, dua hari lagi, meskipun tetap kita sampaikan juga, dan karena kita tidak membudayakan ulang tahun, jadi aku puter otak banget ambil momen khusus yang hanya dilakukan saat itu. Buka celengan! Yap! Aisha tau menabung dari buku "Kusuka Berbagi" dari Elhana, salah satu buku sederhana yang mudah dipahami anak seusia Aisha.  Ilustrasinya anak laki-laki yang memegang uang banyak karena dia suka menabung, lalu adegan berikutnya ia memasukkan uang ke kotak ifaq di masjid. Aisha suka sekali halaman itu dan hapal redaksinya. Sering ia sambil bilang, "infaqqqq" dengan qalqalah qubro yang begitu kentara, gemas..

Jadi karena ummi gak mau tanggung-tanggung, akhirnya dibelikan celengan. Waktu mendekati sapih udah hampir penuh. Akhirnya kita pilih momen itu sebagai tanda Aisha 2 taun, dengan sounding tentu saja.


Lanjut Part II , insyaa Allah 

Komentar

Postingan Populer