Aisha Mecca Qawiyya (Cerita Lahiran)
Alhamdulillah dengan izin Allah, engkau terlahir ke dunia ini, nak
Masih terkenang jelas hari-hari yang umi lalui di rumah sakit
Umi tidak bisa bilang bahwa umi baik-baik saja saat itu, tapi ketahuilah semua duka dan lara terhapus bersama rinai air mata kala umi mendengar kau menangis untuk kali pertama
Meskipun setelah itu umi tidak sadarkan diri
Kau tau nak? Terlalu bahagia umi hingga jantung ini berdegub terlampau cepat
Ummi ingat betul bagaimana rasanya keluar dari ruang operasi
Cahaya terang tiba-tiba menerobos perlahan
Hawa hangat menyeruak
Menyergap ummi yang sebelumnya kaku seperti es, sangat dingin dan gelap.
Ummi fikir ummi sudah ke alam lain
Masih belum sadar betul ketika utimu seketika memberi ummi hp dengan wajah abi di layar, sedang video call
Melihat uti, dan mendengar suara abi rasanya benar-benar sangat-sangat-sangat bersyukur
Sungguh benak pertama yang muncul saat itu adalah "Alhamdulillah, aku masih hidup. Ya Allah aku masih hidup. Terima kasih aku masih hidup" Hampir menangis
Rasanya seperti benar-benar hidup kembali setelah melewati proses yang menegangkan di ruang operasi
Beberapa waktu setelahnya, ummi baru tau bahwa ummi tidak sadarkan diri selama lebih dari 2 jam
Masih umi ingat hari di mana umi keluar rumah sakit dengan kursi roda bersama uti dan akung,
Ummi sesak nafas dan masih kesulitan berjalan
Kau turut serta dalam gendongan
Tante-tantemu menunggu di mobil dan segera menyambut kita dengan tawa bahagia
Di rumahpun lantas ramai,
Tetangga dan saudara berdatangan untuk turut serta dalam bahagia
لا حول ولا قوة إلا بالله
Mecca Aisha
Adalah nama yang sudah umi pegang sebelum kau lahir, bahkan sebelum kau ada di perut umi
Mecca adalah tanah haram, tempat kelahiran Rasulullah, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, tempat ka'bah dibangun, kota suci umat muslim di dunia, kiblat umat kita
Mecca menjadi penanda ketika Allah menghadirkanmu di antara langkah kaki ummi dan abi selama bersama di sana 6 bulan lamanya
Merasakan hadirmu untuk yang pertama kali
Melihat perkembangan mu di perut ummi setiap saat di kota itu menjadi kebahagiaan yang tidak pernah umi rasakan sebelumnya
Sekaligus menyadarkan umi betapa besar kuasa Allah atas penciptaan makhluk
Allahu Akbar
Belum habis rasanya umi takjub pada kuasa Allah dalam pertemuan dan pernikahan ummi dan abi, disusul dengan keberangkatan ummi ke Mecca, merasakan Idul Fitri dan Idul Adha pertama sebagai suami istri disana, hingga dapat melaksanakan ibadah umroh dan hajji berdua
Belum habis rasanya umi takjub pada kuasa Allah dengan segala kebaikan ketetapan-Nya, lalu kau hadir, menjadi pelengkap dan penyempurna dalam kehidupan kami, menjadi penyejuk bagi hati kami, umi dan abi
Maasyaa Allah tabarakallah
ماشآءالله تبارك الله
Tiada kata yang mampu melukiskan betapa bersyukurnya memilikimu yang segalanya, Aisha
Jawaban atas segala doa yang kami panjatkan di setiap jengkal mataaf
di antara pilar-pilar masjidil haraam
di setiap sudut kota haraam
Ya, Aisha
Bukan nama sembarangan umi pilih
Aisha, putri Abu Bakar radhiyallahu 'anhu, yang menjadi istri kesayangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam
عائشة tertulis dalam ejaan internasional ,
"Aisha", Sang Ummul Mu'minin, ibunda umat muslim yang menjadi teladan bagi kita semua
Darinya kau kan belajar bahwa perempuan harus memperkaya diri dengan iman, ilmu dan kecerdasan
Kau akan menyadari betapa islam sangat memuliakan perempuan bersama fitrahnya
Qawiyya berarti tangguh, kuat hati, teguh pendirian
Nama yang abimu pilih
Abi bilang, "Semoga Aisha menjadi anak perempuan yang kuat, berpendirian teguh dalam agama dan kebenaran"
Aamiin
Tiada yang kami harapkan di dunia ini selain keturunan yang solih dan berakhlak mulia
Maka kau harus sekolah tinggi, nak
Dunia yang fana ini membutuhkan manusia yang dapat "berfikir" dalam mengemban amanah kehidupan
Kau tau ada berapa banyak kata berfikir ada dalam Al-Qur'an??
Abi bilang kau harus jadi dokter SPog agar ibu hamil tidak merasakan seperti umi, betapa bingung dan kewalahan mencari dokter perempuan yang amat jarang
Umi bahkan bermimpi kau menjadi ustadzah, ustadzah dokter ehe
Tapi, kewajiban kami sebagai orang tua adalah mendidik dan mengarahkan
Kau boleh bermimpi apa saja dan meraihnya dengan cara yang baik (halal)
Jadi apapun nantinya harus dengan niat lillah dan bermanfaat bagi agama
"Ketika kita menolong agama Allah, Allah akan menolong kita"
Kau berhak bermimpi dan melangkah sesuai pilihanmu
Selalu libatkan Allah dalam setiap jengkalmu
Ingat fitrahmu sebagai perempuan yang beriman
Bagi umi, kesuksesan bukan soal peran dan profesi di dunia, tapi seorang anak yang mampu mengangkat derajat orang tua di syurga kelak
Umi harap itu kau, anakku
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
نَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: أَنَّى هَذَا؟ فَيُقَالُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
“Sungguhnya seseorang benar-benar diangkat derajatnya di surga lalu dia pun bertanya, ‘Dari mana ini?’ Dijawab, ‘Karena istighfar anakmu untukmu.’”
[Sunan Ibnu Majah no. 3660, dinilai hasan oleh al-Arnauth dalam tahqiq Musnad Ahmad]
Nakku, ketahuilah bahwa ummi dan abi tidak akan selalu berada di sisimu
Jadi, tautkan hatimu pada Allah, nak
Ikat kuat pada pilar arasyi-Nya
Dzat yang selalu bersamamu dan mengawasimu
Yang Maha Pengasih dan Penyayang
Bersama-Nya kau kuat biidznillah
Ingat pesan umi, jaga solat dan hafalanmu, nak
Pondasi kehidupan yang paling penting: prinsip dan kuat hati atas dasar agama yang baik, agama Allah
Eyang kakungmu dulu selalu bilang sama umi, "jadi perempuan itu harus punya prinsip"
Umi tambahin ya nak, "dan prinsip yang benar ialah
لا اله الا الله
Maafkan ummi tidak dapat berjanji untuk menjadi orang tua yang sempurna
Tapi ketahuilah, semua yang kami berikan adalah yang terbaik dan untuk kebaikanmu
Kau slalu ada dalam doa kami, nak
Aisha Mecca Qawiyya,
kami senantiasa mencintaimu
Komentar
Posting Komentar