Agama dan Budaya
Ada dua tipe laki-laki di dunia ini:
Pertama, dia yang mengajak bersalaman seorang perempuan dengan keramahan dan kesopanannya
Kedua, dia yang tidak mengajak bersalaman seorang perempuan dengan keimanan dan penghormatannya
Tentu dua-duanya memiliki kelebihan dan keindahan masing-masing.
Tapi tidak bisa kau paksakan pemahaman yang pertama pada pandangan kedua, atau pemahaman kedua untuk pandangan yang pertama, gak akan ketemu, gak nyambung
Berbicara mengenai "agama dan budaya" juga gitu
Semua orang memiliki pemahaman masing-masing
Tinggal gimana pemahaman ini didasarkan pada budaya dengan segala kearifan lokal yang ada atau didasarkan pada agama dengan keimanan yang bersumber pada firman Tuhan dan sabda Rasul-Nya
Bukan tanggung jawabmu untuk membuat mereka sepaham
Semua bebas dengan pandangannya,
Yang gak boleh itu meyakini bahwa pemahaman kita paling benar (riya namanya) lalu memaksa orang lain untuk sepaham hingga berujung perdebatan dan pertikaian (itu sih ngajak berantem)
Kebenaran itu mutlak milik Allah
Maka baiknya, jadilah pribadi yang semakin banyak tau semakin menguatkan pegangan
Toh pada waktu-Nya nanti, kita akan bertanggung jawab untuk diri kita sendiri atas segala sesuatu
sampai pada apa yang kita yakini sepanjang hidup ini
Itu juga kalo kamu percaya
-----
"Sesungguhnya di antara kebaikan islam seseorang adalah dia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat"
[HR. Tirmidzi 2317, Ibnu Majah 3976, Malik 2/470, al-Baghawi 4132. Di shahihkan oleh Al-Albani]
إِنَّا خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَٰهُ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat."
[QS. 76: 2]
Pertama, dia yang mengajak bersalaman seorang perempuan dengan keramahan dan kesopanannya
Kedua, dia yang tidak mengajak bersalaman seorang perempuan dengan keimanan dan penghormatannya
Tentu dua-duanya memiliki kelebihan dan keindahan masing-masing.
Tapi tidak bisa kau paksakan pemahaman yang pertama pada pandangan kedua, atau pemahaman kedua untuk pandangan yang pertama, gak akan ketemu, gak nyambung
Berbicara mengenai "agama dan budaya" juga gitu
Semua orang memiliki pemahaman masing-masing
Tinggal gimana pemahaman ini didasarkan pada budaya dengan segala kearifan lokal yang ada atau didasarkan pada agama dengan keimanan yang bersumber pada firman Tuhan dan sabda Rasul-Nya
Bukan tanggung jawabmu untuk membuat mereka sepaham
Semua bebas dengan pandangannya,
Yang gak boleh itu meyakini bahwa pemahaman kita paling benar (riya namanya) lalu memaksa orang lain untuk sepaham hingga berujung perdebatan dan pertikaian (itu sih ngajak berantem)
Kebenaran itu mutlak milik Allah
Maka baiknya, jadilah pribadi yang semakin banyak tau semakin menguatkan pegangan
Toh pada waktu-Nya nanti, kita akan bertanggung jawab untuk diri kita sendiri atas segala sesuatu
sampai pada apa yang kita yakini sepanjang hidup ini
Itu juga kalo kamu percaya
-----
"Sesungguhnya di antara kebaikan islam seseorang adalah dia meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat"
[HR. Tirmidzi 2317, Ibnu Majah 3976, Malik 2/470, al-Baghawi 4132. Di shahihkan oleh Al-Albani]
إِنَّا خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ مِن نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٍ نَّبْتَلِيهِ فَجَعَلْنَٰهُ سَمِيعًۢا بَصِيرًا
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat."
[QS. 76: 2]