Adab dan Akhlak?
Seringkali kita merasa sedih dan kecewa karena perlakuan orang lain yang kurang menyenangkan. Berfikir, "seharusnya dia ga gitu", "kok bisa dia kaya gitu", "mestinya dia tau adab". Tidak semua orang memperhatikan adab dan akhlak terpuji.
Iya, dan bahkan seseorang yang kita anggap berilmu pun juga bisa melakukan demikian.
Dunia ini tidak berjalan sesuai idealisme kita. Ada banyak POV di dunia ini. Bahkan setiap orang memiliki sudut pandangnya sendiri. Tidak bisa kita atur sikap dan lisannya. Dan rasa-rasanya di jaman medsos ini, dengan banyaknya POV dan latar belakang yang ada, membuat adab dan akhlak terpuji menjadi amat sangat subyektif.
Adab di tempat umum tidak lagi sebatas "senyum, sapa, salam" tapi juga merambah pada penggunaan gadget. Misalnya saja, sopankah kita menonton video pendek dengan suara kencang di tempat umum?
Sopankah kita melihat hape ketika sedang diajak bicara?
Bahkan adab di dalam medsos sendiri: mengabaikan pesan tapi upload status terus, memasukkan orang ke grup gak jelas tanpa izin, memberikan kontak tanpa izin, dsb. Menurut sebagian orang ini hal remeh saja, tapi bagi sebagian lain ini berarti sekali.
Belum hal besar seperti, membuat konten di tempat bencana, membuat konten diacara kematian, atau bahkan membuat video di ka'bah/masjid dengan musik jedag-jedug. Sopan kah begitu? Yuk, telisik lagi dengan hati yang jernih sebelum bertindak segala sesuatu. Hati yang bersih biidznillah akan mengarahkan kita pada kebaikan yang tenang lagi indah.
Dan ketika kita mendapat akhlak buruk dari seseorang, bermuhasabahlah. Barangkali kita pernah melakukan kesalahan yang sama dan berusaha agar kita tidak menjadi seseorang dengan adab yang mengecewakan. Fokus pada hal yang bisa kita kendalikan.
Allah bersamamu dan mengawasimu.
Barakallahu fiikum 🌻
Komentar
Posting Komentar