10 Hak dalam Islam Part 1
Bimillahirrahmannirrahiim
Alhamdulillah ála kulli haal
Udah lama banget mau nulis ini. Qadarullah, baru sempat sekarang.
Berawal dari pertanyaan teman tentang hak orang tua bagi anak yang sudah menikah (berkeluarga). Redaksinya begini, "Assalamu'alaikum sa.. Boleh dong sharing tentang tanggung jawab anak atau kewajiban anak ke orang tua ketika anak sudah menikah (berkeluarga)"
Bukan karena aku jago, aku juga masih belajar. Tapi ada insight yang ingin aku bagi dari kelas yang pernah aku ikuti. Juga berdasarkan kegelisahanku pada fenomena sekitar yang sering terjadi di pedesaan masa kini.
Setelah jadi orang tua dan bergaul dengan para sesepuh di desa, aku mulai memahami masalah-masalah yang sering mereka alami. Yang sebenarnya sepele aja, seperti misalnya anaknya yang ga mau berbagi makanan untuk orang tuanya meskipun tetanggaan, anaknya yang ga mau jengukin orang tuanya yang sakit berhari-hari, anak yang sama sekali ga pernah pulang entah di mana rimbanya, atau bahkan sebaliknya ada orang tua yang menuntut anak (perempuan) untuk balas budi dengan bekerja.
Pertama, memang harus diurai dulu masalahnya dimulai dari bagaimana parentingnya dulu. Perlakuan apa yang didapat anak di masa kecil? Kalo di waktu kecilnya minim kasih sayang, kalo ga dikasih contoh gimana caranya memperlakukan ayah dan ibu, bagaimana si anak akan tau caranya mengasihi? Caranya adab? Dan caranya berbakti?
Tapi sebagai anak, yang masih bisa berfikir dengan akal sehat, harus bisa memaafkan. Separah apapun pengasuhan orang tua dulu, beri pemakluman bahwa jaman itu tidak ada yang namanya ilmu parenting. Boro-boro belajar parenting, sekolah pun barangkali tidak. Berbeda dengan kita yang sudah mengenyam pendidikan, maka bertindaklah dengan good manner. Dan sebagai seorang muslim, maka bertindaklah juga dengan adab.
Dalam islam, ada 10 hak yang harus ditunaikan yang sebenarnya sederhana sekali. Termasuk hak orang tua. Tapi sebelum itu ku mau ajak teman-teman untuk yakin dulu nih dan percaya bahwa islam adalah agama wahyu yang semuanya diatur oleh Allah melalui Al-Qur'an dan Al-Hadits. Yap, semuanya ada petunjuknya (dalil). Sebagai seorang muslim memang sudah seharusnya selalu merujuk pada dalil.
Maka bersyukur banget, Allah kasih kita nikmat islam karena yaa segala sesuatu tinggal cari hikmahnya, cari petunjuk-Nya, liat pedoman-Nya. Mudah sekali bukan? Kalo kita mau tunduk, yakin, dan beriman dengan benar. Yuk, sebelum lanjut kita naikin dulu presentasi keyakinan kita. Jangan campur aduk keimanan dengan ego dan hawa nafsu.
Allahuma barik.
Materi ini diambil dari e-book "10 Hak dalam Islam" yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih. Salah satu materi dari kelas Kak Veronika Isabela Dehaart hafizhahullah Ta'ala dengan tema "Dari mana Harus Memulai" pada Januari 2022.
Sesungguhnya keindahan syariat Islam adalah memperhatikan keadilan dan memberikan hak kepada setiap pemiliknya dengan tanpa berlebihan dan pengurangan. Dengan mengetahui hak-hak mereka, insyaa Allah akan dapat diraih keadilan yang sempurna. Sungguh, Allah telah memerintahkan keadilan, berbuat baik, dan menunaikan hak-hak kerabat.
Setidaknya ada 10 Hak dalam Islam yang perlu diketahui dalam kehidupan kita:
1. Hak Allah Ta'ala
2. Hak Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
3. Hak kedua orang tua
4. Hak anak-anak
5. Hak kerabat
6. Hak suami istri
7. Hak tetangga
8. Hak pemerintah dan rakyat
9. Hak kaum muslimin secara umum
10. Hak non muslim
Masyaa Allah indah banget yaa, islam mengatur segala sesuatu di dunia ini yang sebenarnya tuh sederhana sekali. Semua jadi rumit kalo udah terpapar sama urusan duniawi, pendapat orang, komentar tetangga, campur tangan keluarga, dst yang sebetulnya ga relevan dan kadang di luar nalar. Betapa pentingnya ilmu
Yuk, kita bahas satu-satu ...
1. Hak Allah
Hak ini adalah hak terbesar dan paling wajib yang harus kita tunaikan. Allah adalah Sang Pencipta Yang Maha Agung lagi Maha Berkuasa atas hidup kita. Yang Mengatur seluruh perkara, hak Yang Maha kuasa lagi Maha Benar dan Maha Menjelaskan. Dialah Allah Yang telah menciptakan segala sesuatu dan menyempurnakannya dengan hikmah-Nya yang mulia.
Tunaikan Hak Allah dengan taqwa, mentaati perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
"Dan berjihadlah karena Allah dengan jihad yang sebenarnya. Dia telah memilih kalian. Dan Dia tidak menjadikan atas kalian di dalam agama ini berupa kesulitan. Ikutilah bapak kalian Ibrahim, Dia yang telah menamakan kalian muslimin dari sebelumnya dan begitu pula dalam kitab ini (Al-Qur'an) agar Rasul Muhammad menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia. Maka tegakkanlah shalat, tunaikan zakat, dan berpegang teguhlah pada ajaran Allah. Dia adalah pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong." (QS. Al-Hajj: 78)
Sesungguhnya hak ini adalah akidah yang lurus, dan iman kepada Yang Hak, dan termasuk amal shalih yang membuahkan hasil. Syaikh menjelaskan bahwa tiangnya adalah rasa cinta dan pengagungan kepada Allah dan buahnya adalah ikhlas dan sabar. Misalnya dengan melaksanakan kewajiban sholat lima waktu dalam sehari semalam, Allah akan menghapuskan dosa, meninggikan derajat dan akan memperbaiki hati serta kondisi orang yang mengerjakkannya. Dan hendaknya dikerjakan sesuai dengan kemampuan.
"Bertakwalah kalian kepada Allah sesuai dengan kemampuan kalian" (QS. At-Taghabun: 16)
Nabi bersabda kepada Imran bin Hushain, sedangkan ketika itu Imran sedang dalam keadaan sakit,
"Shalatlah dengan berdiri, jika engkau tidak mampu maka duduklah, dan jika engkau tidak mampu juga maka berbaringlah" (HR. Bukhrai dan lainnya)
Kewajiban berikutnya adalah zakat, yaitu sedikit bagian dari hartamu yang engkau serahkan untuk kebutuhan umat Islam yaitu kepada orang fakir, miskin, ibnu sabil (orang yang dalam perjalanan), orang yang terlilit hutang, dan selain mereka yang menjadi golongan yang berhak menerima zakat.
Selanjutnya adalah puasa Ramadhan, Allah berfirman:
"Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan maka wajib baginya untuk mengganti dari hari yang lain" (QS. Al-Baqarah: 185)
Inilah hak-hak Allah yang paling utama. Betapa sebenarnya kewajiban ini mudah untuk dikerjakan akan tetapi besar pahalanya. Apabila dikerjakan niscaya kita akan menjadi orang yang bahagia dunia dan akhirat, terselamatkan dari neraka dan masuk ke dalam surga.
"Maka barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia telah berbahagia. Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan yang menipu" (QS. Ali-Imran: 185)
2. Hak Rasulullah
"Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian sehingga akan menjadi orang yang lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia seluruhnya"
Hak ini adalah hak terbesar diantara makhluk-makhluk. Allah berfirman,
"Sesungguhnya Kami telah mengutusmu sebagai saksi dan pemberi kabar gembira serta pemberi peringatan, agar kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan agar kalian mau menolong dan menghormatinya (RasulNya)" (QS. Al-Fath: 8-9)
Rasulullah bersabda,
"Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian sehingga aku menjadi orang yang lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia seluruhnya"
Di antara hak Nabi Muhammad yaitu memuliakan, menghormati, dan mengagungkan beliau tanpa adanya sikap ghuluw (berlebihan) dan sikap taqshir (meremehkan). Memuliakan Nabi dengan cara memuliakan sunnahnya dan syariatnya yang lurus. Dengan melihat bagaimana para sabahat memuliakan dan mengagungkan Rasulullah, kita akan tahu bahwa generasi utama tersebut telah benar-benar menuaikan hak-hak beliau dan ini perlu menjadi contoh bagi kita.
Diantara hak-hak Nabi adalah kita mempercayai apa yang beliau beritakan berupa perkara yang lampau dan yang akan datang, melaksanakan apa yang diperintahkan, serta menjauhi apa yang beliau larang. Demikian pula, mengimani bahwa metode beliau adalah metode yang paling sempurna dan syariat beliau adalah syariat yang paling baik. Dan tidak mendahulukan syariat dan peraturan apapun di atas syariat beliau.
3. Hak Kedua Orang Tua
Betapa besarnya jasa kedua orang tua dalam kehidupan kita. Orang tua adalah sebab keberadaan anak, keduanya pula telah merawat, mendidik, dan membesarkan anak sedari kecil dengan tertatih, lelah, letih ssehingga orang tua memiliki hak yang besar. Dahulu ibu mengandung kita di dalam perutnya, yang membuat kita sangat bergantung pada makanan dan kesehatan ibu selama sembilan bulan, kemudian menyusui kita selama 2 tahun. Semua itu dilewati dengan kesulitan dan kepayahan.
Demikian pula perjuangan bapak yang bekerja sepanjang hari dengan segenap kekuatannya untuk mencukupi kebutuhan kita sedari dilahirkan hingga mandiri. Bapak berusaha untuk mendidik dan mengajari kita tentang apa yang baik dan buruk. Sebesar itu jasa kedua orang tua sehingga Allah memerintahkan kita, anak-anaknya untuk berbuat baik kepada kedua orang tua sebagai wujud terima kasih dan membalas kebaikan mereka yang tidak mungkin bisa terbayarkan juga.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
"Dan Kami telah berwasiat kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah sesudah kelemahan, dan penyapihannya sesudah dua tahun agar engkau bersyukur kepadaKu dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepadaKu tempat kembali" (QS. Luqman: 14)
Dan Allah Subahanahu wa Ta'ala berfirman,
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada Ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka telah mendidikku waktu kecil" (QS. Al-Isra: 23-24)
Syaikh Muhammad bin Shalih menerangkan, hak kedua orang tua yang wajib kita kerjakan adalah berbakti kepada keduanya, dengan berbuat baik kepada keduanya melalui ucapan, perbuatan, serta harta dan badanmu.Taatilah perintahnya selama bukan perintah untuk bermaksiat kepada Allah dan selama tidak membahayakanmu. Lembutkanlah suaramu dan hadapilah keduanya dengan wajah berseri, layanilah keduanya dengan sebaiknya. Janganlah dadamu merasa sempit ketika menjumpai mereka dalam keadaan tua, sakit atau dalam keadaan lemah. Dan janganlah engkau merasa berat hati dalam semua itu karena engkau nanti akan mengalami masa tua seperti mereka dan kita pun membutuhkan perhatian dari anak-anak kita.
Ada pahala besar dan balasan yang sebanding ketika kita berbakti kepada kedua orang tua. Ketika kita telah berbakti kepada kedua orang tua kita, anak-anak kita pula akan berbakti kepada kita. Begitupun sebaliknya. Karena balasan sesungguhnya sesuai dengan amal perbuatan. Betapa Allah menjadikan hak kedua orang tua berada pada martabat yang tinggi, Allah menyebutkan hak mereka sesudah hak-Nya yang mencangkup hak diri-Nya dan hak rasul-Nya, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
"Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan janganlah kalian menyekutukan dengan-Nya sesuatu apapun juga dan kepada kedua orang tuamu maka berbuatbaiklah" (QS. An-Nisa: 36)
Dan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
"Supaya kalian bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu" (QS. Luqman: 14)
Nabi shallallhu 'alaihi wa sallam lebih mengutamakan berbakti kepada kedua orang tua daripada jihad fii sabilillah. Sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas'ud dia berkata:
"Aku bertanya, 'wahai Rasulullah perbuatan apa yang paling dicintai oleh Allah?' Beliau menjawab, 'Shalat tepat pada waktunya'. Aku bertanya, 'kemudian apa?' Beliau menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua' Aku bertanya, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'jihad di jalan Allah'" (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan betapa pentingnya hak kedua orang tua yang banyak dilupakan dan disepelekan kebanyakan orang. Banyak yang durhaka dengan melukai perasaan orang tua bahkan memutus silaturahim dengan kedua orang tuanya karena mengikuti hawa nafsu semata. Na'udzubillah
Bersambung di Part 2
Komentar
Posting Komentar