Dealing with your pain

Dealing with your pain

Ketika Allah uji dengan ujian yang besar, hati terluka hebat dipenuhi dengan kesedihan dan kerisauan mendalam, "kenapa ini terjadi?", "kenapa harus aku ... diantara milyaran orang di dunia"
Duniaku runtuh, seolah seperti berjalan diujung puing2nya yang tajam
Dan bagian terberat dari ujian yang berat adalah penerimaan

Kembali ke 7 tahun, titik terendahku
Bukan hal yang mudah
Tiap kali membaca lembar lampiran diagnosa dokter, dari satu sesi konseling ke sesi yang lain: "schizophrenia", dan lalu "bipolar disorder"
Terlebih dokternya tidak komunikatif dan edukatif seperti dokter-dokter pada drama korea (hah)
Jadi, mau tidak mau kita harus mengedukasi diri sendiri selain aktif bertanya pada yang lebih berhak ditanya, para perawat!
Sampai Kepala Perawat di bangsal tempat mamaku dirawat turun tangan.
Mengajakku ke ruangan terpisah dan berbaik hati menjelaskan perlahan ketika aku selalu bertanya, "kenapa ini bisa terjadi?", "apa penyebabnya?", dan "bagaimana untuk sembuh", dan pertanyaan lain yang aku sungguh tidak mengerti dan hanya kutelan sendiri

Ada satu perkataan beliau yang selalu ku ingat bahkan sampai sekarang, "mba, ibaratkan ketika sakit (jiwa) sel di dalam otak itu patah atau putus. Sel otak yang udah putus ini ga akan bisa nyambung lagi. Tapi dia akan terus tumbuh" 

Bukan penjelasan yang cukup menyenangkan tapi setidaknya menyiratkan bahwa selalu ada harapan dari sekian kemunkinan yang terjadi. Tapi bukan itu titik penerimaannya. Justru penerimaan itu hadir dengan sendirinya atas kehendak Allah. Dari sebuah artikel yang tertulis di web ketika ku cari-cari tentang schizophrenia. Dulu sedikit sekali artikel yang membahas ini dan semuanya berbahasa Inggris.

Ketika hati dirundung banyaknya pertanyaan "kenapa" dan "kenapa". Seketika terjawab hanya dengan satu kalimat pendek, "penderita schizophrenia hanya 1% di seluruh dunia"
Dari yang mulanya, "kenapa aku?", "kenapa harus aku?", "kenapa mamaku", menjadi, "Alhamdulillah, Allah memilihku, Allah memilih kita untuk ujian seberat ini", "diantara sekian milyar orang, Allah memilih ku untuk menghadapi ujian yang seperti ini"

Dealing with your pain (2)

Ya, kita semua adalah orang-orang terpilih untuk menerima ujian kita masing2
Dan pilihan kita sebagai seorang muslim hanyalah sabar dan syukur
Tidak ada pilihan untuk menyerah
Meski berjuang sendirian, bahkan ditentang keluarga besar yang belum mengerti tentang kesehatan mental dan lebih mengira mama terkena gangguan gaib.
Juga dicibir dan difitnah oleh orang2 yang sok tau
Pilihannya tetap sabar dan jalani dengan baik

Mari bersinar dengan kepingan-kepingan yang tersisa
Meski telah patah
Meski tidak utuh
Atau bahkan tak bisa sembuh sepenuhnya
Bertahanlah sampai kau dapat temukan kelegaan dalam penerimaan
Menerima ketidakberdayaan diri sebagai makhluk Allah
Merelakan takdir yang mungkin terasa tidak adil
Selalu ada hikmah dan pelajaran baik yang bisa membuat kita bertahan
Dan disitulah pancaran diri kita masing-masing

Hari ini ku ingin menyampaikan rasa terima kasih yang belum sempat ku sampaikan
Kepada bapakku yg selalu percaya padaku sepenuhnya dan tetap bertahan menjadi benteng pertahanan kami
Kepada adik-adikku yg telah bertahan begitu hebat
Kepada nenekku rahimahullah yg telah melewati banyak hal
Kepada Bapak Kades dan rekan kerja periode 2017 yang selalu memberi dukungan, nasehat, bahkan izin tak tertulis sebebas-sebebasnya dan tak terbatas padaku untuk mendampingi mama sampai bisa ngantor lagi
Terima kasih kepada orang-orang baik yang dulu ku temui di Rumah Sakit sampai akhirnya mengantarku pada pintu gerbang hijrah yang dengan itu banyak "keajaiban" terjadi setelahnya atas kuasa Allah

Mari bertumbuh dengan keterbasan
Di jalan terjal yang pernah atau sedang kita lalui
Mungkin menjadi luka batin 
atau trauma mendalam
Tidak mengapa meski rasanya seperti bertahan hidup diantara sakit tak berujung
Dunia ini mmg tempatnya ujian 
Jadi, mari kita senang-senang di akhirat saja

Betapa Allah sangat menyayangimu dan menginginkan kebaikan yang amat besar bagimu dengan ujian-ujian itu 
Jadi, mari kita lewati ini dengan baik
Dengan penuh penerimaan, sabar dan syukur ^^
Yang semoga dengan itu Allah mengampuni setiap dosa kita sampai meraih kenikmatan tertinggi untuk memandang wajah-Nya di surga

Alhamdulillah 'ala kuli hal
Barakallahu fiikum

Komentar

Postingan Populer