Healing Momm
Bismillahirrahmanirrahim
Maha Besar Allah atas segala kuasa-Nya
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tattimusshalihat
Segal puji bagi Allah yang dengan rahmat-Nya segala kebaikan sempurna
Banyak sekali pengalaman dan pelajaran baru dalam perjalanan menjadi ibu di usia anak 3 tahun ini
Masyaa Allah, sekarang bukan cuma pintar main tapi juga pintar berteori, tak sekedar memilih tapi juga berkomentar, tak melulu cerita, sering kali menyuarakan pendapat. Mana keukeuh betuuul! Gak bisa diganggu gugat wkwk
Semakin bertambah usianya, semakin menyadari bahwa anak sepintar itu
Tidak hanya sekedar menyerap informasi tapi juga memproses dengan meniru 100% atau juga dengan improvisasinya sendiri.
Masyaa Allah barakallahu fiik
Bahwa ternyata betul apa yang diajarkan Rasulullah untuk berlemah lembut terhadap anak-anak, bahwa ternyata betul apa yang dicontohkan Rasulullah bahwa nasehat akan lebih mudah diterima anak-anak ketika kondisi hatinya sedang baik.
Dan itu terjadi pada Aisha, semakin rendah suara ummi semakin masuk ke telinganya ~dibanding ummi yang ngomel-ngomel gak jelas kemana arahnya, gak ada pelajaran yang bisa diserap.
Padahal ngajarin anak yaa ga bisa seinstan itu dan secepet itu
Harus dikasih tau perlahan, dengan lembut dan terutama dicontohkan
Maka yang paling utama sebenernya adalah mental ibunya, iya, saya!
Karena mendidik anak adalah tentang mendidik diri sendiri
Maka dari itu, hari-hari diwarnai dengan healing yang sesungguhnya . . .
Healing yang benar-benar membasuh hati, pikiran dan jiwa sampai jernih
Hingga diri dan emosi mudah dikontrol
Tidak mudah lepas kendali
Sebisa mungkin jangan sampai masa kanak-kanaknya diwarnai hanya dengan amarah
Jangan sampai yang tersimpan dalam benak anak tentang umminya adalah sosok yang pemarah.
1. Jadikan ibadah sebagai healing kita
Sejak Aisha lahir, ku selalu mengusahakan ibadah sebagai healing ku
Ini penting banget karena setiap hari kita sebagai seorang muslimah tidak pernah lepas dari ibadah
Rasanya memang sungguh sesak, jadi ku serahkan hati dan perasaanku sepenuhnya hanya kepada Allah saja
Di tengah malam yang sunyi yang dingin, di pagi atau senja yang temaram
Shalat tahajud, atau sekedar dzikir pagi sore sambil menyusui dan memegang tangan Aisha
Masyaa Allah, dan baca dengan artinya sampai benar-benar merasuk.
Atau bisa juga dengan mengikuti kajian baik offline maupun online
Sungguh, bisa kau rasakan kekuatan baru mengalir deras dalam tubuh
Seolah hati dan jiwa terisi dengan untaian rahmat dan kasih sayang-Nya
Betapa Allah sangat menyayangimu
2. Healing sambil momong
Ini juga ga bisa diganggu gugat. Ya soalnya ga ada pilihan lain.
Maka jangan sampai kita berfikir kehadiran anak adalah beban. Semandiri dan seintrovert apapun kita di waktu single, jangan sampai hal-hal semacam idealisme merampas hak anak dari kita. Anak memiliki kebutuhan yang besar akan diri kita.
Manfaatkanlah waktu dengan baik, meskipun bersama anak, kita tetap memperhatikan diri kita. Dengan mindful, hadir penuh, apapun aktivitasnya. Insyaa Allah dengan hadir penuh menikmati momen bersama dapat mengisi kekosongan-kekosongan dalam diri kita meskipun hanya jalan-jalan pagi bersama, atau bermain lego bersama.
3. Senantiasa meluruskan niat
Dalam perjalanan menjadi seorang ibu seutuhnya, kita akan menghadapi berbagai pergolakan besar. Terutama bagi kita yang telah menempuh pendidikan tinggi dan sebelumnya bekerja di kantor yang "besar". Perubahan besar akan dirasakan dalam diri kita sendiri yang asalnya bisa juga dari komentar orang-orang, "apa ga sayang ijazahnya?", "gak pengen kerja lagi?", dst...
Sebelumnya kita memiliki banyak aktivitas di luar, sebelumnya kita mungkin disegani orang dengan kedudukan kita dalam pekerjaan, sebelumnya kita mendapatkan berbagai kenikmatan dunia dengan jabatan dan popularitas. Tetapi ketika kita menjadi ibu, seluruh dunia kita berada di rumah dan segalanya berubah. Kita jadi tidak "istimewa" lagi dan bahkan mungkin dianggap sebelah mata karena tidak berkerja.
Maka banyak-banyaklah istighfar, senantiasa kembali kepada Allah
Kita tau bahwa ada banyak sekali keutamaan menjadi seorang ibu
Anak dan suami adalah prioritas yang besar dalam hidup kita saat ini
Dengan besarnya pahala dan balasan yang besar sampai-sampai ada yang mengatakan "surga berada di bawah telapak kaki kita"
Selalu ingat bahwa balasan dari segala pengorbanan kita itu datangnya dari Allah
Bukan dari suami, anak, tetangga, saudara
Maka sudah tentu akan menimbulkan banyak gejolak dalam dada berkaitan dengan keikhlasan
Jalan ke surga itu terjal, kalo ringan ya jalan-jalan
Senantiasa meluruskan niat, bahwa pengorbanan kita sesungguhnya tidak hanya untuk dunia tapi juga akhirat. Dan hanya kepada Allah-lah kami kembali ^^
4. Afirmasi diri dengan kalimat positif
Sama seperti mengaji, mengafirmasi diri juga sebagai bentuk menuangkan kekuatan dalam diri kita. Beri perhatian yang besar ke dalam hati kita. Katakanlah kalimat-kalimat yang baik untuk diri sendiri, "kamu hebat", kamu sudah berusaha keras hari ini", "kamu berharga", "kamu istimewa", "Allah sayang sama kamu" dan berbagai kalimat positif lainnya. Hujani hati kita dengan kalimat-kalimat yang lembut dan mendamaikan. Lakukan sembari memeluk diri kita sendiri yang disebut dengan "butterfly hug" atau bisa juga dengan menulis jurnal, diary, menuangkan semua kegeliasan kita dan lalu menyemengati diri kita sendiri.
Sungguh disamping berdoa sekuat hati memohon kekuatan dari Allah, ini sebuah ikhtiar yang sangat membantu untuk menguatkan jiwa kita. Tapi jangan lupa untuk mengobati luka-luka kita juga, karena hati diibaratkan sebuah cangkir bila terlalu banyak retakan-retakan di sana segala afirmasi dan nasehat positif akan sulit masuk juga. Jangan ragu datangi profesional untuk sembuhkan diri kamu yaaa bila kamu kewalahan dan butuh bantuan dengan perasaanmu sendiri.
5. Lakukan hal yang membuat kita bahagia
Ini juga penting banget. Lebih dari sekedar menyalurkan hobi, melakukan hal yang membuat kita bahagia akan membuat sel-sel otak memproduksi hormon-hormon yang sangat baik bagi kesehatan badan dan jiwa kita. Kita bisa kembali menekuni hobi lama kita (dengan catatan tidak bertentangan dengan syariat yaa), atau bisa mencoba hobi baru. Apapun yang membuat mood dan semangat kita bangkit lagi.
Jangan lupa untuk olahraga, ini juga penting karena olahraga adalah cara menaikkan mood yang paling bermanfaat untuk kita. Insyaa Allah batin dan fisik akan terlatih sehatnya.
Semangat yaa,, baik-baik dalam hal merawat diri termasuk juga dalam hal berekspektasi. Turun dulu, kita jalani dulu apa yang adaa. Banyak-banyak bersyukur. Seberat apapun ujian sekarang, pasti ada hal baik yang bisa disyukuri, pasti ada hikmah dan pelajaran besar di sana. Maka rendahkan ego kita, lembutkan hati kita untuk menerima hidayah.
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya, dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allâh Maha melihat apa yang kamu kerjakan". [Al-Hadîd/57: 4]
Komentar
Posting Komentar