A Long Way
Setiap perempuan pasti punya pernikahan impian, dream wedding
entah itu pestanya,
entah kehidupan rumah tangganya
entah itu rencananya, atau mungkin sekedar mimpi dan angan-angan
Saya pun begitu
Beberapa waktu terakhir keinginan untuk menikah naik turun,
sempat traumatik karena sering baper sama kisah2 pernikahan yang kurang menyenangkan
Pikiran saya dipenuhi dengan prasangka yang tidak baik
Saya tau pernikahan bukan sekedar untuk bersenang2
dan itu membuat saya punya pandangan skeptis,
rasanya saya gak bisa, gak sanggup, dan gak siap
Pak Ustadz bilang hukum pernikahan itu ada lima: wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah,. Maka saya selalu memilih yang ke-4..
Ah, santaii, santaiii.. tenaang
Tidak berarti saya nyantai,
berdoa jelas, istikharah tentu, ,
ngarep yang terbaik
tapi semua dari Allah udah pasti terbaik sih hehe
10 hari persiapan pernikahan sejujurnya saya tidak tau apa yang saya rasakan kecuali meyakini bahwa semua yang terjadi adalah ketentuan Allah
yang ada diluar kuasa saya
Saya tidak kenal apapun dari dia kecuali teman sekelas yang gak pernah nyapa yang bahkan saya lupa itu kelas berapaa,
Terhitung kami hanya bertemu 2 kali sebelum dia datang bersama rombongan keluarga, saya masih ingat pertemuan pertama itu 9 Hari sebelum khitbah, kami masih memiliki rencana pernikahan masing-masing, dia yang akhir tahun saya yang entah 2 tahun kedepan..
Saya bahkan tidak menyangka bila pihak keluarganya sudah menentukan tanggal pernikahan dalam waktu yang sedemikian singkat
Saya diam saja, tapi tak dapat sembunyikan senyuman
Bermodalkan beberapa kali bertemu, ngobrol serius, juga pertemuan keluarga yang saya tidak banyak bicara,
bahkan konsep pernikahan impian saya soal perayaan dll lenyap sudah, terganti dengan banyak bismillah
bismillah lagi
bismillah terus
H-4 saya masih skeptis
meski tidak mengurangi apa yang saya yakini tentang kuasa Allah
sampai seorang teman berkata,
"Esa, Allah kasih waktu sekarang buat Esa karena Allah Tahu Esa sudah siap"
Ah, sungguh
Allah Maha Membolak-balikkan Hati
semudah Allah patahkan hati saya, atau buat saya trauma sampai skeptis
semudah itu pula Allah kuatkan hati,
yakinkan hati ini melalui hal-hal kecil dan sederhana,
kalimat teman yang membuatku tersadar
Apalah artinya keinginan diri bila semua yang terjadi kehendak Allah
dan sungguh, rencana Allah jauh lebih indah dari rencana-rencana saya, atau siapapun
Semua orang boleh berencana, semua orang boleh memilih
tapi jangan pernah lupakan bahwa kita hanyalah pemeran dari sutradara kehidupan yang sesungguhnya
Kita boleh berencana dan boleh memilih
tapi jangan pernah lupakan wahyu-wahyu Allah sebagai petunjuknya
Untukmu yang sedang ikhtiar
Percayalah Allah ada, dekat,
jadikan waktu ini sebagai kesempatan untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya, meningkatkan kualitas iman perbanyak ibadah
bukan untuk nungguin orang, apalagi mengesankannya,
atau bukan untuk sekedar menghalalkannya
tapi lebih dari itu
menuju-Nya, menjemput syurga
Untukmu yang sudah menikah
Percayalah bahwa setiap hal kecil yang dilakukan bersama adalah ibadah
dalam setiap pandangan mata dan senyum kecil di bibir istri/suami bernilai pahala
setiap sedih, luka, dan air mata yang dirasakan bila kita sabar dan ikhlas maka ada pengampunan dosa, akan diganti dengan yang lebih baik bila lillahita'ala
Menyatukan dua hati, pikiran dan kebiasaan diantara dua keluarga dan dua lingkungan yang berbeda memang tidak mudah
tapi bila tidak begitu bukan jalan ke surga namanya 😁
Percayalah Allah ada, dekat
menghimpun setiap doa-doa kita,
mendengar setiap harapan yang bahkan tak sempat terucap
setiap sabar dan ikhlas kita dalam penyatuan dua kehidupan yang penuh dinamika
setiap tawakal kita diantara hiruk pikuk kefanaan dunia
setiap helaan nafas kita yang hanya kita sendiri yang tau
atau setiap peluh yang kita rasakan sendiri
Percayalah Allah ada, menjadi saksi atas setiap usaha kita, dan membalas itu semua dengan kebaikan yang banyak
aamiin
Tapi,, percaya saja tidak cukup!
Yakin! Seratus Persen!
Sambil terus ikhtiar, berdoa, semoga Allah senantiasa memantapkan hati kita
Yaa Muqallibal Qulub Tsabit Qalbi
Orang bilang keputusan untuk menikah dilakukan teramat cepat,
Sebenarnya tidak
Semua ini dilalui dengan proses yang buat saya banyak istighfar, hijrah yang hebat, istikharah yang dalam, dan niat ibadah sedemikian kuat
Bahkan ada yang bertanya tentang hal yang sebelumnya tidak terlintas dalam pikiran saya, "apa sudah cinta?"
lalu saya hanya tertawa
Bukan lagi soal rasa,
tapi keyakinan bahwa kita adalah setengah dan setengah dari satu bagian takdir yang Allah sudah berbaik hati untuk menulisnya di Lauhul Mahfudz
Jadi, apa yang membuat kami mengambil keputusan untuk menikah?
adalah keyakinan kami pada Allah, percaya kami pada-Nya bahwa dialah pilihan-Nya dan sekaranglah waktu-Nya
بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما فى خير
entah itu pestanya,
entah kehidupan rumah tangganya
entah itu rencananya, atau mungkin sekedar mimpi dan angan-angan
Saya pun begitu
Beberapa waktu terakhir keinginan untuk menikah naik turun,
sempat traumatik karena sering baper sama kisah2 pernikahan yang kurang menyenangkan
Pikiran saya dipenuhi dengan prasangka yang tidak baik
Saya tau pernikahan bukan sekedar untuk bersenang2
dan itu membuat saya punya pandangan skeptis,
rasanya saya gak bisa, gak sanggup, dan gak siap
Pak Ustadz bilang hukum pernikahan itu ada lima: wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah,. Maka saya selalu memilih yang ke-4..
Ah, santaii, santaiii.. tenaang
Tidak berarti saya nyantai,
berdoa jelas, istikharah tentu, ,
ngarep yang terbaik
tapi semua dari Allah udah pasti terbaik sih hehe
10 hari persiapan pernikahan sejujurnya saya tidak tau apa yang saya rasakan kecuali meyakini bahwa semua yang terjadi adalah ketentuan Allah
yang ada diluar kuasa saya
Saya tidak kenal apapun dari dia kecuali teman sekelas yang gak pernah nyapa yang bahkan saya lupa itu kelas berapaa,
Terhitung kami hanya bertemu 2 kali sebelum dia datang bersama rombongan keluarga, saya masih ingat pertemuan pertama itu 9 Hari sebelum khitbah, kami masih memiliki rencana pernikahan masing-masing, dia yang akhir tahun saya yang entah 2 tahun kedepan..
Saya bahkan tidak menyangka bila pihak keluarganya sudah menentukan tanggal pernikahan dalam waktu yang sedemikian singkat
Saya diam saja, tapi tak dapat sembunyikan senyuman
Bermodalkan beberapa kali bertemu, ngobrol serius, juga pertemuan keluarga yang saya tidak banyak bicara,
bahkan konsep pernikahan impian saya soal perayaan dll lenyap sudah, terganti dengan banyak bismillah
bismillah lagi
bismillah terus
H-4 saya masih skeptis
meski tidak mengurangi apa yang saya yakini tentang kuasa Allah
sampai seorang teman berkata,
"Esa, Allah kasih waktu sekarang buat Esa karena Allah Tahu Esa sudah siap"
Ah, sungguh
Allah Maha Membolak-balikkan Hati
semudah Allah patahkan hati saya, atau buat saya trauma sampai skeptis
semudah itu pula Allah kuatkan hati,
yakinkan hati ini melalui hal-hal kecil dan sederhana,
kalimat teman yang membuatku tersadar
Apalah artinya keinginan diri bila semua yang terjadi kehendak Allah
dan sungguh, rencana Allah jauh lebih indah dari rencana-rencana saya, atau siapapun
Semua orang boleh berencana, semua orang boleh memilih
tapi jangan pernah lupakan bahwa kita hanyalah pemeran dari sutradara kehidupan yang sesungguhnya
Kita boleh berencana dan boleh memilih
tapi jangan pernah lupakan wahyu-wahyu Allah sebagai petunjuknya
Untukmu yang sedang ikhtiar
Percayalah Allah ada, dekat,
jadikan waktu ini sebagai kesempatan untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya, meningkatkan kualitas iman perbanyak ibadah
bukan untuk nungguin orang, apalagi mengesankannya,
atau bukan untuk sekedar menghalalkannya
tapi lebih dari itu
menuju-Nya, menjemput syurga
Untukmu yang sudah menikah
Percayalah bahwa setiap hal kecil yang dilakukan bersama adalah ibadah
dalam setiap pandangan mata dan senyum kecil di bibir istri/suami bernilai pahala
setiap sedih, luka, dan air mata yang dirasakan bila kita sabar dan ikhlas maka ada pengampunan dosa, akan diganti dengan yang lebih baik bila lillahita'ala
Menyatukan dua hati, pikiran dan kebiasaan diantara dua keluarga dan dua lingkungan yang berbeda memang tidak mudah
tapi bila tidak begitu bukan jalan ke surga namanya 😁
Percayalah Allah ada, dekat
menghimpun setiap doa-doa kita,
mendengar setiap harapan yang bahkan tak sempat terucap
setiap sabar dan ikhlas kita dalam penyatuan dua kehidupan yang penuh dinamika
setiap tawakal kita diantara hiruk pikuk kefanaan dunia
setiap helaan nafas kita yang hanya kita sendiri yang tau
atau setiap peluh yang kita rasakan sendiri
Percayalah Allah ada, menjadi saksi atas setiap usaha kita, dan membalas itu semua dengan kebaikan yang banyak
aamiin
Tapi,, percaya saja tidak cukup!
Yakin! Seratus Persen!
Sambil terus ikhtiar, berdoa, semoga Allah senantiasa memantapkan hati kita
Yaa Muqallibal Qulub Tsabit Qalbi
Orang bilang keputusan untuk menikah dilakukan teramat cepat,
Sebenarnya tidak
Semua ini dilalui dengan proses yang buat saya banyak istighfar, hijrah yang hebat, istikharah yang dalam, dan niat ibadah sedemikian kuat
Bahkan ada yang bertanya tentang hal yang sebelumnya tidak terlintas dalam pikiran saya, "apa sudah cinta?"
lalu saya hanya tertawa
Bukan lagi soal rasa,
tapi keyakinan bahwa kita adalah setengah dan setengah dari satu bagian takdir yang Allah sudah berbaik hati untuk menulisnya di Lauhul Mahfudz
Jadi, apa yang membuat kami mengambil keputusan untuk menikah?
adalah keyakinan kami pada Allah, percaya kami pada-Nya bahwa dialah pilihan-Nya dan sekaranglah waktu-Nya
بارك الله لك وبارك عليك وجمع بينكما فى خير
Semoga Allah sempurnakan hati dan iman dengan limpahan berkah menuju jannah