Sesal
Gerimis sudah September
Menyambut sore di jalan yang ramai, hangat
Tidak sampai membasahi tanah,
Tapi dari rinai pertama kemarin. kali ini lebih pantas di sebut gerimis
Kau bilang (di story) bahwa di sana hujan
Itu artinya ka'bah sedang kehujanan
tempat dan momen yang benar-benar paling ingin ku saksikan sepanjang hidup, live
salah satu keindahan ciptaan-Mu yang sudah ku cintai bahkan sebelum ku bertemu
Masya Allah La quwwata Illabillah
....
Aku menghadapi hujaman kenangan yang terus terang membuatku banyak menyesal
Bukan pada kenangannya,
sungguh aku menyantuninya,
begitu menghargainya sebagai bagian dari perjalanan hidup yang menjadikan siapa diriku sekarang
Aku justru menyesal pada diriku sendiri
kecewa atasku yang terlalu terlena pada angan-angan mengejar kebahagiaan dunia yang semu dan jelas-jelas fana
Seolah aku telah jenuh mereguk segala kepahitannya
termasuk angan-angan semu dari berharap kepada manusia
Pahit! Sungguh pahit!
Aku menyesal pada diriku yang terlalu menikmati waktuku
hingga lupa kehadirat-Mu
lupa bahwa Engkau menyaksikan segalanya, mengawasi dan menggenggam kami
Engkaulah yang berkuasa atas segala sesuatu yang terjadi di semesta ini
Aku menyesal pada diriku sendiri
kecewa atas waktu yang terbuang percuma, yang banyak berlalu begitu saja tanpa mengejar ridho-Mu
merasa seolah-olah aku tlah cukup pada-Mu padahal belum apa-apa
Yang bahkan dari semua itu,
Kau masih begitu baik padaku
dan masih saja begitu baik padaku
tidak pernah pergi
tidak pernah jauh
Alhamdulillah atas segala rahmat-Mu ya Rabb
Menyambut sore di jalan yang ramai, hangat
Tidak sampai membasahi tanah,
Tapi dari rinai pertama kemarin. kali ini lebih pantas di sebut gerimis
Kau bilang (di story) bahwa di sana hujan
Itu artinya ka'bah sedang kehujanan
tempat dan momen yang benar-benar paling ingin ku saksikan sepanjang hidup, live
salah satu keindahan ciptaan-Mu yang sudah ku cintai bahkan sebelum ku bertemu
Masya Allah La quwwata Illabillah
....
Aku menghadapi hujaman kenangan yang terus terang membuatku banyak menyesal
Bukan pada kenangannya,
sungguh aku menyantuninya,
begitu menghargainya sebagai bagian dari perjalanan hidup yang menjadikan siapa diriku sekarang
Aku justru menyesal pada diriku sendiri
kecewa atasku yang terlalu terlena pada angan-angan mengejar kebahagiaan dunia yang semu dan jelas-jelas fana
Seolah aku telah jenuh mereguk segala kepahitannya
termasuk angan-angan semu dari berharap kepada manusia
Pahit! Sungguh pahit!
Aku menyesal pada diriku yang terlalu menikmati waktuku
hingga lupa kehadirat-Mu
lupa bahwa Engkau menyaksikan segalanya, mengawasi dan menggenggam kami
Engkaulah yang berkuasa atas segala sesuatu yang terjadi di semesta ini
Aku menyesal pada diriku sendiri
kecewa atas waktu yang terbuang percuma, yang banyak berlalu begitu saja tanpa mengejar ridho-Mu
merasa seolah-olah aku tlah cukup pada-Mu padahal belum apa-apa
Yang bahkan dari semua itu,
Kau masih begitu baik padaku
dan masih saja begitu baik padaku
tidak pernah pergi
tidak pernah jauh
Alhamdulillah atas segala rahmat-Mu ya Rabb