Istana itu Ku Sebut ...

Aku tau
Tapi tidak banyak mengerti
Ku fikir aku sudah selesai membacanya
Meski aku hanya berjalan-jalan di berandanya saja

Pilar-pilar kokoh itu tak tergoyah
Jelas, ia tak tersusun dalam hitungan satu dua menit seperti kata ini ditulis
tapi jutaan kali lipat dari itu
Sejak aku mendengar dongeng cinderela yang pertama
atau kisah-kisah Disney yang lain,
Puisi-puisi Gibran
Bahkan legenda Sangkuriang

Istana megah ini, istana yang lain
Yang terbangun dari kisah-kisah sendu nan manis
Yang dinding-dindingnya merekam jutaan kisah
Sejak aku berkenalan dengan senja dan air mata
Juga senyum tak beralasan tuk kali pertama
Sejak waktu dan dunia tiba-tiba berhenti berputar untukku
Dan malam serta hujan menjadi labuhan rindu

Aku lemah mengingat
Kisah-kisah lama yang terekam dinding-dinding tua
masih bisa ku rasakan
Hingga aku diam-diam jatuh dan terjebak dalam rantaian realita
Kisah-kisah lama yang terekam dinding-dinding tua
kini banyak aku tertawakan

Ah, dunia ini tidak punya ruang untuk istana semacam itu

Ku fikir aku sudah bisa membacanya
Meski aku hanya berjalan-jalan di berandanya saja
Dan setelah berjuta-juta kali lipat dari setiap menit saat ia dibangun
Baru ku sadari, istana yang aku sebut cinta itu
hanyalah ilusi saja

Postingan Populer